Simpati vs Empati
Di televisi beberapa kali terlihat seorang pejabat masuk ke perkampungan kumuh, lalu mencoba makan nasi bungkus dan menggendong seorang anak yang kumal.
Kesan bahwa ia bersimpati dan merasakan penderitaan kaum miskin telah ia buat dalam sehari itu. Namun, seberapa jauh pengalaman itu membekas dalam hidupnya?
Benarkah ia sungguh dapat merasakan penderitaan kaum tertindas dengan tindakan tersebut?
Kita biasanya menghargai seseorang yang mampu membayangkan penderitaan kita dan bersimpati karenanya. Namun, kita akan lebih merasa dekat dengan seseorang yang pernah merasakan penderitaan yang sama sehingga ia mampu berempati.
KESIMPULAN: Empati lebih dalam penghayatannya daripada simpati. Simpati itu sekadar turut merasakan, sedangkan empati pernah merasakan penderitaan yang sama.
==========