BLOG INI pada awalnya berisi Kutipan / Kata Mutiara / Kata-kata Bijak (quotations), Ringkasan (summaries), dan Pemahaman (insights). Dalam perkembangan selanjutnya diisi dengan artikel-artikel singkat. Silakan klik di sini... untuk kembali ke BLOG UTAMA.

28 Maret 2013

Akar Pahit

Salah satu tugas saya di rumah setiap dua minggu sekali adalah memotong rumput dan semak di halaman rumah.

Ketika melakukannya saya harus sangat berhati-hati, sebab ada sejenis semak liar di situ, yang akar dan batangnya berduri. Apabila sampai tergores sedikit saja, racunnya bisa membuat seluruh tubuh bebercak merah, terasa gatal dan panas.


Akar pahit yang menyerang hati manusia juga bagai duri. Sedikit saja menggores hati kita, racunnya akan menyebar ke seluruh hidup kita. Itu sebabnya banyak sekali ayat dalam Kitab Suci yang mengingatkan agar manusia menjaga hati. Sebab, seperti air mencerminkan wajah, demikianlah hati mencerminkan manusia itu.

Jagalah hati kita agar tidak ditumbuhi akar pahit. Orang yang hatinya dipenuhi akar pahit hanya akan menularkannya kepada orang lain; dan membuat hidup serbapahit, murung, penuh ketidakpuasan, pertengkaran, selalu mencari kesalahan orang sebagai bahan kritik yang menyakitkan.

Akan tetapi, orang yang hatinya dipenuhi cinta kasih Tuhan akan selalu menularkan perdamaian, persahabatan, dan nasihat yang membangun serta membesarkan hati. —SST

Hati pahit hanya membuat hidup suram. Hati yang dekat Tuhan menggelorakan hidup yang muram.

* * *

Sumber: e-RH, 30/6/2011 (dipersingkat)

==========

24 Maret 2013

Berani Berkata Tidak

Sugeng sedang merintis karier sebagai penerjemah. Ia menerima tawaran untuk menerjemahkan buku spiritualisme populer dari sebuah penerbit besar.

Ketika menerjemahkan sampelnya, ia sudah merasa kurang nyaman. Namun, ia merasa tawaran itu bisa menjadi batu loncatan bagi kariernya. Jadi, ia menerimanya.

Tetapi, selama menerjemahkan ia merasa tersiksa. Dari segi bahasa, buku itu relatif mudah dialihbahasakan. Masalahnya, dari segi isi, buku itu memaparkan pandangan berdasarkan berbagai filsafat dan kepercayaan yang tidak selalu selaras dengan Kitab Suci.

Setelah menyelesaikannya, ia memetik pelajaran berharga: seharusnya ia berani untuk berkata tidak. Bukan hanya tawaran yang meresahkan, tawaran yang baik pun tidak selalu harus kita iya-kan.


Tubuh kita hanya satu. Waktu kita terbatas. Tidak mungkin kita meluluskan setiap permintaan. Berarti, kita perlu menimbang dan memilih secara bijaksana.

Menolak tawaran negatif sudah pasti. Namun, tak jarang kita juga mesti menyisihkan yang baik, agar dapat mengejar yang terbaik. —ARS

Berkata 'tidak' kadang kala terasa berat, namun selalu berkata 'ya' bisa mendatangkan jerat.

* * *

Sumber: e-RH, 22/6/2011 (dipersingkat)

==========

17 Maret 2013

Tak Akan Berkekurangan

Sekitar tahun 1964, perekonomian Indonesia mengalami keterpurukan. Meski demikian, sepasang suami istri masih bersedia mengulurkan tangan untuk menolong orang yang lebih tak berpunya.

Di rumah kontrakan mereka yang sangat sederhana, mereka masih menampung sebuah keluarga untuk sama-sama tinggal di situ. Sampai-sampai mereka sendiri harus tidur berdesakan dengan sepuluh anak mereka dalam sebuah kamar.

Namun, Tuhan memelihara mereka. Dan kini, setelah berpuluh tahun kemudian, anak-anak mereka memiliki kehidupan ekonomi yang jauh lebih baik.

Terkadang kita berpikir bahwa kita mesti menjadi kaya lebih dahulu untuk dapat menolong orang lain. Namun, banyak orang yang sulit merasa dirinya cukup sehingga ia dapat menolong orang lain, sebab pada dasarnya manusia selalu merasa tidak puas dan kekurangan.


Sebaliknya, hati yang mau memberi dan menolong orang lain sesungguhnya tidak pernah bergantung pada berapa banyak yang dimiliki. Sebab tindakan ini lahir dari hati yang mau taat dan mengasihi Tuhan.

Jangan khawatir, Tuhan akan memelihara orang-orang yang mengasihi Tuhan sedemikian dalam, sehingga kita tak akan berkekurangan. —VT

Memberi bukan hanya karena kita sudah berlebih, namun karena kasih Tuhan selalu harus dibagi.

* * *

Sumber: e-RH, 10/6/2011 (dipersingkat)

==========

11 Maret 2013

Menolak Hadiah Mobil

Pasangan Jokowi-Ahok sukses memenangi pemilihan gubernur DKI Jakarta 2012. Untuk merayakannya, tim relawan memberikan kejutan kepada Jokowi. Mereka mengumpulkan sumbangan untuk membelikan mobil baginya.

Akan tetapi, Jokowi memutuskan untuk menolak pemberian tersebut. Menurut saya, ada pertimbangan mendasar yang melandasi penolakannya tersebut.


Saat kita sukses atau menempati kedudukan tinggi, barangkali ada orang yang menunjukkan perhatian khusus dengan menawarkan hal-hal yang sangat berharga.

Sebelum menerimanya, pertimbangkanlah dengan sungguh-sungguh, apakah itu tidak berlawanan dengan prinsip yang kita pegang.

Apakah kita dapat menerimanya dengan hati nurani yang murni? Apakah kita tidak sedang menyalahgunakan kedudukan demi kepentingan pribadi?

Kesuksesan dan kedudukan bukan untuk kepentingan pribadi, melainkan untuk melayani sesama secara lebih efektif.

* * *

Penulis: Stephanus Junianto | e-RH, 11/3/2013

(dipersingkat)

==========

02 Maret 2013

Menangis

Dalam banyak kebudayaan, menangis adalah tanda kelemahan. Karena itu, orang cenderung diajar untuk menahan diri dari menangis. Pemahaman ini biasanya berlaku terutama bagi kaum laki-laki.

Di dalam masyarakat, sejak kecil anak laki-laki sudah diajar untuk tidak menangis dengan alasan "laki-laki tidak seharusnya menangis".

Ronaldo dan Mourinho menangis

Menangis adalah suatu mekanisme alami yang Tuhan ciptakan untuk menjadi penyaluran perasaan kita, terutama ketika perasaan itu meluap tak terkendali.

Perasaan ini bisa berupa kesedihan, kesakitan, kemarahan, bisa juga kegembiraan. Ketika seseorang tidak mampu menyalurkan perasaan yang meluap ini, tidak jarang hal itu menjadi sumber masalah dalam hidupnya.

Ketika kita menangis, perasaan tersebut akan tersalurkan sehingga kita merasa lega dan dapat mengendalikan diri lagi. Karena itu, kalau memang Anda merasa perlu menangis untuk menyalurkan perasaan Anda, menangislah. —Alison Subiantoro

Menangis bukanlah tanda kelemahan, malah dapat menjadi sumber kelegaan.

* * *

Sumber: e-RH, 2/3/2013 (dipersingkat)

==========

01 Maret 2013

Pujian yang Tulus

Kebanyakan orang lebih mudah melontarkan kritikan daripada pujian. Ketika seseorang melakukan kesalahan, ia akan dicela habis-habisan. Tetapi, ketika ia berprestasi atau menjalankan tugas dengan baik, tidak banyak pujian yang ia peroleh.

Padahal, pujian yang tulus dan tepat sasaran sangat efektif untuk memacu orang agar berusaha dengan lebih bersemangat. Selain itu, pujian menjadikan seseorang merasa dirinya dihargai.


Memang, jika kita belum terbiasa, pada awalnya lidah ini terasa berat untuk mengucapkan pujian. Tetapi, kalau kita tekun mencoba, lama-kelamaan pasti mudah melakukannya.

Hal yang patut dipuji pun tidak selalu harus perkara yang besar. Seorang suami atau ayah yang tekun bekerja, kita puji. Seorang istri atau ibu yang menyajikan masakan yang enak, kita puji.

Seorang anak yang rajin belajar, kita puji. Seorang hamba Tuhan yang berkotbah dengan baik, kita puji. Seorang bawahan yang rajin dan setia, kita puji.

Jangan segan memuji.

Ketika kita melontarkan pujian yang tulus, kita memberikan pupuk untuk menumbuhkan kebaikan.

* * *

Penulis: Alison Subiantoro

Sumber: e-RH, 1/3/2013 (dipersingkat)

==========

Posting Terbaru

Langganan Updates

Untuk berlangganan updates semua blog berbahasa Indonesia saya, silakan isi formulir di BLOG UTAMA.

NB: Satu formulir untuk semua blog.

Pemilik Blog

Foto saya
• Infopreneur, Online Publisher
• Penerjemah buku Retire Young Retire Rich karya Robert T. Kiyosaki & Sharon L. Lechter, dan banyak buku lainnya.