Khawatir
Khawatir itu suatu perasaan yang manusiawi. Akan tetapi, tidaklah baik apabila kita terus-menerus tenggelam di dalamnya. Saat kekhawatiran itu datang, setidaknya ada dua sikap yang cenderung kita ambil:
Pertama, kita menyerah.
Terlalu berfokus pada masalah, hingga masalah tersebut menjadi begitu besar dan menguasai diri, serta membentuk keyakinan kita. Akibatnya, kita kehilangan sukacita dan semangat. Menjadi lumpuh dan tak berdaya.
Kedua, kita memilih menempuh jalan pintas.
Terlalu percaya diri, mengandalkan kekuatan sendiri. Nekat. Saat kehilangan akal sehat, tindakan didasarkan pada emosi sesaat.
Keduanya tidaklah membangun!
Lalu, bagaimana seharusnya kita bersikap apabila kekhawatiran itu melanda?
Redamlah kekhawatiran itu, dengan mengisi hati dan pikiran kita dengan pengharapan. Lalu, berserah dan berharap kepada Tuhan saja. Berserah dengan keyakinan bahwa bunga di padang pun Dia hiasi. Sambil tetap berharap dengan keyakinan di dalam doa.
Jadi, saat Anda khawatir, janganlah berhenti berharap. Jalani hari ini dengan ringan bersama Tuhan. Serahkan rencana hari esok di tangan-Nya. Percayalah, Dia Mahakuasa menopang kita.
KEKHAWATIRAN MENGINGATKAN BETAPA LEMAHNYA KITA, SEKALIGUS BETAPA BESARNYA KASIH PEMELIHARAAN TUHAN.
* * *
Sumber: e-RH, 13 Januari 2011 (dipersingkat dan diedit seperlunya)
Dibagikan oleh Paulus Herlambang.
==========