Kebahagiaan vs. Sukacita
Sekalipun beberapa orang memakai istilah kebahagiaan dan sukacita untuk maksud yang serupa, namun ada perbedaan yang besar dalam makna keduanya.
Keduanya menyebabkan respons di mana hati menjadi senang, namun kata yang pertama bergantung sepenuhnya pada keadaan. Begitu kesulitan muncul dan rasa sakit mengganggu, seseorang berhenti merasa bahagia.
Sebaliknya, sukacita adalah karunia dari Tuhan yang memampukan orang percaya menemukan pengharapan dan damai sejahtera – bahkan saat hidup ini hancur berantakan.
Namun, terkadang orang yang percaya kepada Tuhan pun bisa saja menjalani hidup tanpa sukacita. Tentu saja, perbuatan dosa menjadi salah satu alasannya.
Namun ada juga penyebab lainnya, seperti penyesalan atas kegagalan di masa lalu, ketakutan atas masa depan, atau sikap ketidakpuasan yang mendarah daging dalam kepribadian seseorang.
Ketika anda mengambil waktu untuk mengingat berkat luar biasa yang menjadi milik anda di dalam Tuhan, maka ucapan syukur akan melingkupi anda.
Kesedihan oleh karena keadaan anda mungkin akan tetap ada, namun sukacita Tuhan akan menopang anda, sekalipun di saat yang paling menyakitkan anda.
Apakah sukacita Tuhan menopang anda? Atau, pencobaan membuat anda kehilangan harapan dan tidak bahagia?
Tuhan menawarkan cara hidup yang lebih baik – bukan hidup tanpa rasa sakit, melainkan hidup dengan kekuatan untuk bertahan.
* * *
Sumber: Sentuhan Hati, 24 Januari 2011 (dipersingkat)
Di-online-kan oleh Paulus Herlambang.
==========