Halaman Kehidupan
Putri Sayako yang akrab dipanggil Putri Nori, anak perempuan satu-satunya Kaisar Akihito dan Permaisuri Michiko, memilih untuk meninggalkan istana. Ia memutuskan menikah dengan Yoshiki Kuroda, seorang pemuda rakyat biasa, bukan dari kalangan kerajaan.
Menikah dengan warga kebanyakan membuat Sayako kehilangan perlakuan istimewa sebagai keluarga kaisar Jepang. Ia harus menghadapi kehidupan di luar istana. Ia kehilangan gelar bangsawan, tunjangan kerajaan, dan wajib membayar pajak.
Saat meninggalkan istana, Sayako memperoleh semacam “emas kawin” dari negara sebesar 1,2 juta USD. Satu hal yang membuatnya melangkah ringan adalah restu kedua orangtuanya. Kaisar juga memastikan bahwa hubungan keluarga mereka takkan pernah berubah.
Tetapi Sayako yang tidak lagi bisa kembali ke istana. Ia tidak bisa menjadi duta negara, tidak bisa menerima kunjungan tamu kenegaraan, dan tidak bisa mewakili istana berkunjung ke negara-negara sahabat. Sayako memilih meninggalkan istana untuk memulai kehidupan baru sebagai rakyat biasa, dan kini dia dikenal sebagai Sayako Kuroda.
Kisah Sayako mengingatkan kita bahwa menjalani kehidupan ini seperti membaca sebuah buku, kita harus berpindah dari satu halaman ke halaman berikutnya. Dari halaman kehidupan yang telah kita tinggalkan, kita memasuki halaman kehidupan yang baru. Setiap kali kita meninggalkan kehidupan lama menuju yang baru, kita harus melepaskan yang lama.
Sudah pasti setiap halaman kehidupan selalu memiliki tantangan yang berbeda, tetapi kita tidak perlu takut, kita bisa belajar dari Daud, nasihatnya: “Serahkanlah hidupmu kepada Tuhan dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak; Ia akan memunculkan kebenaranmu seperti terang, dan hakmu seperti siang.”
Ya, jika kita selalu berserah dan berpaut kepada Tuhan, niscaya sukacita dan damai sejahtera merahmati hidup kita. —Agus Santosa
* * *
Sumber: KristusHidup.com, 14/6/12 (dipersingkat)
==========